Friday, March 9, 2007

Italia Juara, Gasak Prancis 2-1

Uu Suhardi, Redaktur Bahasa Tempo

Olympiastadion, Berlin, 9 Juli 2006. Final Piala Dunia: Italia versus Prancis. Di ruang ganti, Cannavaro dan kawan-kawan bersiap turun ke lapangan untuk bertempur melawan sang pembunuh juara bertahan. Pelatih Marcello Lippi berujar kepada anak-anak asuhnya, "Musuh kita adalah tim terbaik di dunia, jadi kali ini kalian harus benar-benar berkelahi, berjibaku, berkorban, dan siap mati di lapangan."

Pertandingan dimulai. Bermain kesetanan, Italia langsung menggempur. Pada menit kelima, Totti menusuk pertahanan lawan. Tapi Makelele sigap menghadang dan menjegalnya seraya mencocor bola. Wasit pun menghukum Prancis dengan tendangan bebas. Tembakan geledek Pirlo menggebrak pertahanan Prancis. Barthez memukul bola. Bola jatuh ke kaki Gilardino, yang langsung menghajarnya sebelum sempat disapu Gallas. Tapi bola kembali ditinju Barthez. Terjadilah kemelut di depan gawang Les Bleus. Luca Toni tiba-tiba menyambar dan menghunjamkan bola ke gawang Barthez. Jala Tim Ayam Jantan pun terkoyak. Gol?.

Prancis siap membalas. Pertarungan semakin panas. Inilah perang dua raksasa Eropa. Zidane dan kawan-kawan mengamuk dan terus membombardir pertahanan Italia. Meski bek-bek Italia bertahan dengan garang, Prancis yang semakin ganas beberapa kali menciptakan neraka di depan gawang Buffon. Menjelang akhir babak pertama, Thuram, yang merangsek ke depan, mendapat bola liar dan siap merobek jala Buffon. Tapi Gattuso, yang gagal menyodok bola, mengganjal Thuram dari belakang. Penalti! Vieira sang algojo sukses mengeksekusi bola dan menjebol gawang Azzurri. Skor sementara pun 1-1 dalam duel hidup-mati ini.

Babak pertama berakhir. Pemenangnya baru diketahui setidaknya satu jam lagi. Jika Italia menang, itu berarti Azzurri berhasil membungkam, menghajar, memukul, menggebuk, menggasak, menggulung, melibas, menjungkalkan, menghantam, atau membunuh Les Bleus. Jika menang besar, bisalah dikatakan Italia menggilas, melindas, menghancurkan, meluluhlantakkan, membantai, atau melumat Prancis.

Jadi, siapa bilang bahasa Indonesia miskin kata? Betapa nikmatnya pewarta olahraga, khususnya peliput pertandingan sepak bola. Begitu banyak pilihan kata yang tersedia hanya untuk menyatakan seorang pemain mencetak gol, menyebutkan sebuah tim mengalahkan tim lain, atau menggambarkan suasana pertandingan. Tapi bisa juga kita berpandangan sebaliknya: kosakata itu bisa lestari karena pewarta sepak bola kerap menggunakannya, bahkan mungkin menciptakannya.

Karena sepak bola adalah olahraga keras--begitu banyak benturan tubuh antarpemain--bisa dimaklumi jika pertandingan sepak bola kerap diwartakan sebagai pertunjukan kekerasan. Tapi, ingat, sepak bola hanyalah permainan. Maka wartawan pun bebas bermain dengan kata-kata untuk melukiskan pertandingan, mengeksploitasi begitu banyak kata untuk menghasilkan efek tertentu.

Bahkan tindakan yang dilarang hukum negara dan agama, seperti mencuri, merampas (bola), menipu (wasit), merampok (kemenangan), dan membunuh (tim lawan), sah-sah saja terjadi di lapangan sepak bola. Kata-kata "tabu" pun, seperti mengangkangi dan memerawani, bisa muncul dalam berita olahraga. Misalnya, "Vieira memerawani gawang Buffon" (karena belum satu pun pemain lawan yang bisa menggetarkan jala Italia). Dan semuanya dihimpun menjadi susunan bahasa yang indah oleh para pewarta.

Kembali ke laporan pandangan mata imajiner. Pada babak kedua, Les Bleus gagal mendobrak gerendel Azzurri. Akhirnya, Italia membuat Prancis terkapar lewat gedoran mematikan Inzaghi pada menit terakhir. Judul tulisan ini pun sudah tepat: "Italia Juara, Gasak Prancis 2-1". Anda penggemar berat Prancis? Skenario bisa diubah: Tim Ayam Jantan menang besar. Lalu silakan bikin judul: "Prancis Juara, Lumat Italia 4-1".

Seorang wartawan yang jago ramal sudah siap dengan judul begini: "Italia Juara, Thierry Henry Bunuh Diri". Bomber penghancur Brasil membobol gawang sendiri? Sepak bola memang gila!

------------------------------------------------------------------------------------------------------


"Ini tulisan bos gue sewaktu Piala Dunia 2006. Asyik, keren, dan menghibur. Gua muji bukan mo cari muka ataupun menjilat dia (asin tau! hehehe), lho. Bukan karena itu. Gue seneng aja kok ngbacanya. Oh ya, tulisan ini tentang sepak bola yang diliat dari sudut pandang bahasa. Ramalannya boleh juga, Bos!"

1 comment:

Anonymous said...

Bwahahaha.. Tulisannya lucu euy :))