Friday, March 9, 2007

Gue Benci Converse!



Pada usia 30 tahun, Marquis M. Converse, seorang manajer yang dihormati di sebuah pabrik sepatu, membuka perusahaan sepatu bernama Converse Rubber Shoe Company di Malden, Massachusetts, Amerika Serikat, pada 1908. Converse adalah perusahaan manufaktur sepatu karet yang menyediakan sol sepatu karet untuk pria, wanita, dan anak-anak.

Pada 1910, Converse memproduksi 4.000 pasang sepatu per hari. Namun, hal itu tak berlanjut ketika perusahaan membuat sepatu tenis pada 1915. Sejarah perusahaan mencapai titik perubahan pada 1917 ketika memperkenalkan sepatu basket Converse All-Star. Ini adalah inovasi baru pada saat itu.

Namun, pada 1921, Charles H. "Chuck" Taylor, seorang pemain basket yang selalu memakai sepatu Converse All-Star setiap bertanding, datang ke perusahaan Converse dan mengeluh karena kakinya sakit. Converse memberinya pekerjaan. Dia bekerja di bagian penjualan dan mempromosikan sepatu ke seantero Amerika.

Setelah Chuck memberikan perubahan pada pola dan desain Converse All-Star, perusahaan pun mengadopsi namanya pada sepatu model ini (lihat gambar).

Pada tahun 2000, waktu masih kuliah, gue beli Chuck Taylor Converse All-Star warna merah seharga Rp 75 ribu. Gue seneng banget dong sehingga setiap hari gua pake sepatu ini. Tapi, setelah satu bulan, gue menemukan ketidakberesan: sol sepatu Converse gue copot! Mo protes ke Converse, gue ngak punya ongkos (ke Amrik gitu, loh!). Lagian gue bukan pemain basket kayak si Chuck, gue cuma mahasiswa kere yang “membutuhkan” sepatu nyaman buat dipake.

Akhirnya gue pake sepatu lama gue dan dengan sadar menyimpan si merah Converse. Mulai saat itu, gue anti-Converse!

No comments: